Kebijakan Konservasi dan Strategi Pemuliaan

Posted by Komara Thursday, January 14, 2010

konservasi dan Strategi Pemuliaan

Semula konservasi hewan hanya diartikan sebagai upaya pelestarian hewan liar, dan hanya ditangani oleh Departemen Kehutanan karena habitat hewan yang akan dikonservasi berada di hutan. Namun dalam perkembangan selanjutnya, konservasi dikaitkan dengan ekosistem dan upaya-upaya mempertahankan keberadaan hewan dan ternak yang ada. Kebijaksanaan pemerintah yang berlandaskan pada konsep-konsep konservasi, yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan adalah :
  1. Adanya kebijakan pewilayahan ternak, dan
  2. Telah diaturnya teknik pelestarian ternak rakyat melalui metode pola PIR. Program pewilayahan ternak berfungsi untuk relokasi dan penyebaran ternak sehingga mencegah terjadinya penghancuran materi genetik. Pembagian wilayah dibagi atas wilayah sumber bibit, wilayah produksi, dan wilayah konservasi.

Wilayah Sumber Bibit
Wilayah sumber bibit merupakan wilayah pengembangan ternak domba secara murni. Pada wilayah sumber bibit dilakukan pelestarian secara in-situ dengan menutup wilayah tersebut terhadap pemasukan bangsa domba lain maupun bangsa yang sama dari wilayah lain. Pelestarian ex-situ dapat dilakukan dengan menetapkan pulau atau wilayah tertentu diluar habitat aslinya menjadi sumber bibit bangsa murni. Upaya perbaikan mutu genetik untuk peningkatan produktivitas domba dilakukan melalui program seleksi dalam bangsa. Dalam upaya mempertahankan mutu genetik di berbagai daerah sumber bibit perlu dilakukan :

  1. Perhitungan secara tepat jumlah serta mutu bibit yang dapat dikeluarkan, seimbang dengan jumlah mutu bibit yang perlu dipertahankan sebagai ternak pengganti.
  2. Penentuan standart mutu bibit lokal maupun nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa domba lokal dengan melibatkan asosiasi-asosiasi peternakan rakyat.
  3. Pelestarian dengan teknologi mutakhir, misalnya dengan pengawetan semen dan embrio melalui proses pembekuan dan penyimpanannya pada bank plasma nutfah, didukung oleh program inseminasi buatan (IB) dan embrio transfer (ET) yang terencana dan dianggap layak, merupakan kemungkinan lain yang perlu mendapat perhatian pemerintah dan swasta.

Wilayah Produksi
Wilayah produksi berfungsi sebagai wilayah pengembangbiakan untuk tujuan komersil, yang memungkinkan menggunakan teknik-teknik perkawinan silang dan penggemukan. Persilangan (Crossbreeding) merupakan salah satu cara untuk peningkatan mutu genetik domba yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas. Usaha “ranch” dan penggemukan dapat dilakukan terhadap bangsa murni maupun hasil persilangan. Umumnya usaha penggemukan menguntungkan bila didukung oleh kebijaksanaan harga bibit yang menarik.

Wilayah Konservasi
Wilayah konservasi hanya dibutuhkan untuk menangkarkan bangsa domba asli yang masih ada atau mengembangbiakan hasil dari wilayah sumber bibit.

Strategi Pemuliaan Pada Domba

Pemuliaan ternak harus diawali dengan perbaikan kondisi lingkungan kemudian dilanjutkan dengan perbaikan potensi genetik. Sebelum menentukan program pemuliaan, perlu ditentukan aspek produksi dan reproduksi yang diharapkan. Perbaikan genetik dapat dilakukan dengan cara seleksi dan persilangan (cross breeding).

Seleksi adalah pemilihan secara sistematis induk dan pejantan sebagai tetua untuk generasi selanjutnya. Persilangan adalah perkawinan antar ternak yang memiliki hubungan kekerabatan lebih jauh dari rataan hubungan kekerabatan kelompok asal ternak. Keuntungan utama persilangan adalah hybrid vigor atau heterosis, yaitu jika seekor induk dikawinkan dengan pejantan dari bangsa yang berbeda, turunannya akan lebih baik performanya untuk sifat-sifat tertentu daripada tetuanya. Keuntungan yang diperoleh dari hasil persilangan adalah :

  1. Heterosis yang memungkinkan diperolehnya rataan produksi yang lebih baik dari tetuanya seperti pada bobot lahir, produksi susu induk, laju pertumbuhan, bobot sapih, dan bobot potong.
  2. Memperbaiki salah satu sifat yang kurang baik dari salah satu bangsa.
  3. Meningkatkan daya hidup dengan diperolehnya daya adaptasi yang lebih baik dan tahan terhadap penyakit.
  4. Menurunkan mortalitas, terutama pada periode pra-sapih dengan bobot lahir dan produksi susu yang lebih tinggi.
  5. Meningkatkan daya reproduksi seperti dalam pencapaian dewasa kelamin dan dewasa tubuh yang lebih cepat.
  6. Menghilangkan atau mengurangi sifat lethal.

Pada periode pra-sapih pada domba, heterosis akan meningkatkan bobot lahir 3,2%; bobot sapih 5,0%; dan pertambahan bobot badan 5,3% (Rae, 1982). Perlu diingat bahwa dalam persilangan yang telah stabil, ketika crossbreed dikawinkan dengan crossbreed, hybrid vigor akan hilang. Kemajuan potensi genetik akan lebih cepat tercapai jika program pemuliaan dilakukan dengan persilangan yang diiringi dengan seleksi (Gatenby, 1991). Persilangan dapat dilakukan dengan perkawinan dua bangsa domba atau lebih (Noor, 1996).

0 comments

Post a Comment

Kelahiran Domba Garut

Waktu Kawin
Bulan
Hari
Tahun
powered by PRBbutton