Domba Garut, Peluang Usaha Membidik Pasar Lokal & Dunia

Posted by Komara Thursday, January 14, 2010

Mengundang Devisa Negara

Dengan stok populasi Domba Garut yang semakin terbatas akibat banyak peternak yang enggan untuk membibitkan domba, Eka Agro Rama menerapkan sistem ban berjalan dengan penjualan Domba Garut lepas sapih. Domba Garut betina unggulan adalah mesin produksi dalam usaha ternak yang dijalankan. Namun tentunya usaha ini sangat memerlukan pula kerjasama dengan berbagai pihak baik itu dibidang produksi dan juga pemasaran.

Tidak mungkin selamanya Eka Agro Rama menambah kapasitas kandang dengan luas lahan yang terbatas. Peranan organisasi himpunan (HPDKI) di sini memiliki kontribusi yang besar untuk memetakan dan membina potensi jaringan produksi yang ada di mana selanjutnya dapat diarahkan pula kepada pintu pemasaran yang tersedia. Eka Agro Rama melalui kegiatan pelatihan yang diadakan bersama Agromania dan juga Kampoeng Ternak akan senantiasa mencari peternak-peternak baru yang tertarik dalam usaha pengembangan Domba Garut.

Tidak hanya sekedar pelatihan, fungsi pendampingan dan bimbingan teknis budidaya serta akses pintu pemasaran juga menjadi bagian penting dari kegiatan pasca pelatihan. Di mana selain itu harus dirangkul pula media informasi sebagai public soundingsetiap program usaha peternakan yang dimiliki, tegas Agus Ramada. Peran Puslitbangnak bersama balai-balai yang ada dan dinas peternakan provinsi setempat sebagai basis ilmu pengetahuan juga tidak boleh diabaikan, hal ini amat diperlukan sehingga peternak tidak akan buta terhadap aplikasi teknologi terbaru.

Tidaklah kecil tentunya pendapatan devisa negara yang dapat diperoleh dari pengelolaan usaha ternak Domba Garut intensif. Terlebih dengan potensi pasar kebutuhan daging domba di kawasan Timur Tengah sebanyak 30 ribu ekor tiap minggunya. Bukan pekerjaan yang ringan dan mudah tentunya, akan tetapi bisa menjadi suatu peluang usaha yang menjanjikan bilamana kita mau mulai berpikir dan bergerak ke arah sana. Long journey is begins with the small step. Salam Peternak Domba Sehat!

Lebih bernilai komersial

Dibandingkan dengan sapi, kuda dan kerbau sebagai sesama hewan ruminansia, hewan ternak domba lebih dulu memiliki nilai komersial sejak abad 7000 SM. Bahkan di Indonesia keberadaan hewan ternak domba dapat dilihat pada relief Circa 800 SM pada Candi Borobudur. Oleh karenanya tidak heran bila jumlah populasi domba jauh lebih banyak dibandingkan dengan kambing di dunia.

Data Food Agricultural Organization (FAO) tahun 2002, jumlah populasi domba dunia kurang lebih 1.034 milyar ekor sedangkan kambing hanya sekitar 743 juta. Populasi terbesar domba dan kambing dunia adalah di negara Tirai Bambu Cina, di mana negara kedua terbesar adalah Australia untuk domba dan India untuk kambing. Sebagai bagian dari sektor usaha peternakan nasional, prosentase kebutuhan daging domba dan kambing masyarakat Indonesia adalah masih jauh di bawah sub sektor usaha peternakan lainnya seperti ayam/ unggas (56%), sapi (23%) serta babi (13%). Menurut data Ditjen. Peternakan – Deptan RI tahun 2005, konsumsi daging domba dan kambing di masyarakat memang masih sangat rendah yaitu hanya sekitar 5%.

Namun bila melihat potensi kebutuhan daging hewan ternak ini yang pada tiap tahunnya kurang lebih sekitar 5,6 juta ekor untuk kebutuhan ibadah kurban saja, dan belum termasuk kebutuhan pasokan untuk aqiqah, industri restoran sampai dengan warung sate kaki lima yang membutuhkan 2 – 3 ekor tiap harinya, pertumbuhan populasi domba dan kambing adalah belum sebanding dengan angka permintaan yang terus meningkat.

Kebutuhan Pasar Meningkat

Potensi ini belum dihitung kebutuhan pasar di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, serta kawasan Timur Tengah yang tiap tahunnya membutuhkan kurang lebih 9,3 juta ekor domba. Di mana kebutuhan pasokan daging domba untuk kawasan Timur Tengah sampai saat ini masih dipenuhi oleh Australia dan Selandia Baru.

Miris memang, di mana Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi masyarakat muslim terbesar di dunia sebenarnya lebih memiliki peluang untuk itu. Pertumbuhan populasi domba dan kambing di Indonesia adalah relatif kecil sedangkan permintaan terus meningkat seiring jumlah penduduk dan perbaikan pendapatan kesejahteraan masyarakat.
Bukan mustahil suatu saat akan terjadi kelangkaan produksi daging domba dan kambing sehingga pelaksanaan ibadah kurban akan mengimpor dari Australia ataupun Selandia Baru. Di Indonesia, keberadaan populasi domba dan kambing hampir tersebar dengan merata di seluruh wilayah. Namun sayangnya pemeliharaan ternak domba dan kambing di negeri ini sebagian besar masih dalam skala kecil dan tradisional.

Berbeda dengan Australia, pola peternakan intensif dengan dukungan teknologi telah menjadikan negara tersebut dapat menghasilkan produksi domba skala besar dan berkualitas. Bayangkan saja, total ekspor daging domba Australia ke negara Saudi Arabia pada tahun 2006 adalah setara dengan 3,6 juta ekor.

Populasi hewan ternak domba dan kambing terbesar pada akhir tahun 2006 ada di wilayah provinsi Jawa Barat yaitu kurang lebih 3,5 juta ekor atau sekitar 49% dari jumlah populasi nasional. Di provinsi ini bahkan terdapat jenis hewan ternak ruminansia kecil yang merupakan kekayaan plasma nutfah Indonesia serta menjadi ciri khas provinsi yang dikenal dengan julukan bumi parahyangan tersebut.

Pilihan Sektor Usaha Peternakan

Tidak hanya itu, teknologi ini juga dapat diaplikasikan pada pengolahan limbah organik pasar dan rumah tangga. Kelebihan lain teknologi ini adalah dapat berperan pula sebagai bio fungisida untuk pengendalian penyakit pada tanaman. Adalah tepat bila sektor usaha peternakan dan pertanian memang harus saling bersinergi.

Terlebih lagi saat ini petani dalam posisi sulit diantara kenaikan biaya produksi sebagai akibat harga pupuk yang terus melambung, di sisi lain petani tidak bisa seenaknya menaikkan harga jual sehingga perolehan pendapatan semakin menipis. Terbesit gagasan pula untuk mengkombinasikan ternak Domba Garut dengan sektor perikanan air tawar. Design kandang ternak domba dibuat panggung di atas kolam ikan.

Dari Topi Koboi sampai Sepatu Boot

Suatu kepuasan ketika tanduk Domba Garut jantan dapat terbentuk dan tumbuh maksimal ataupun dengan keindahan corak serta warna bulu yang dihasilkan. Sepatu boot, bertopi koboi, pakaian hitam adalah ciri penghobi ketika datang ke arena seni dan budaya adu ketangkasan. Dan jangan salah, harga 1 ekor ternak Domba Garut jantan berkualitas dikalangan penghobi dapat bernilai di atas 10 juta rupiah bahkan ada yang ratusan juta rupiah.

0 comments

Post a Comment

Kelahiran Domba Garut

Waktu Kawin
Bulan
Hari
Tahun
powered by PRBbutton